ddeimos blog - Heboh kemacetan parah yang terjadi di Gerbang Tol Brebes Timur, atau dikenal dengan sebutan Brexit (Brebes Exit) disoroti oleh media ternama Inggris, Daily News, dimana di Inggris sendiri Brexit (Britain Exit) merupakan istilah keluarnya Inggris dari Uni Eropa.
Berita yang
diposting Daily News tanggal 7 Juli 2016 itu diberi judul "Is this the
world's worst traffic jam? Fifteen motorists die in three days after
getting caught in gridlock at Indonesian junction... named BREXIT".
Dalam berita tersebut Daily News menyoroti tentang 15 orang yang tewas setelah 3
hari terjebak kemacetan parah yang terjadi di Brexit.
Sumber : dailymail.co.uk |
Dalam beritanya dituliskan bahwa media setempat melaporkan korban tewas sebanyak 13 orang pada hari yang sama di persimpangan brexit, namun Kementerian Kesehatan Indonesia mengatakan 15 orang yang tewas dalam jangka waktu tiga hari
Disebutkan penyebab kematian terjadi karena serangan jantung dan kelelahan karena panas. Media tersebut dalam beritanya juga mengutip pernyataan dari Kepala PPKK (Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan) Kementerian Kesehatan Indonesia, Achmad Yurianto, yang menyatakan salah satu penyebab banyaknya korban tewas di Brexit karena kurangnya oksigen dan meningkatnya kadar karbon dioksida.
"Kelelahan dan dehidrasi adalah salah satu elemen yang fatal yang dapat menyebabkan kematian, terutama bagi kalangan anak-anak dan orang tua. Selain itu, kendaraan dengan kabin kecil dan tertutup dengan penggunaan AC yang terus menerus akan menurunkan tingkat oksigen dan meningkatkan tingkat karbon dioksida," kata Achmad.
0 komentar:
Posting Komentar
Tambahkan Komentar Anda